A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Rochman
dalam buku Syahril, 2008, memberikan pengertian melalui huruf-huruf yang ada
pada kata BIMBINGAN dan KONSELING.
B-I-M-B-I-N-G-A-N
yaitu bantuan yang
diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat mandiri, melalui bahan, interaksi, nasihat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berlaku.
K-O-N-S-E-L-I-N-G
yaitu konsep tentang diri, orang lain, pendapat orang lain tentang diri, tujuan (harapan, kepercayaan diri),
serta dapat menyesuaikan diri dengan
norma yang berlaku di lingkungan dan
masyarakatnya.
Menurut
para ahli, pengertian bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
1.
Ade Sanjaya (2011)
Bimbingan dan konseling merupakan
proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung
(tatap muka) dan tidak langsung (melalui media internet atau telepon) dalam
rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan
masalah yang dialaminya.
2.
Menurut beberapa ahli (Farchan,
2009)
a. Cavanagh
Konseling
merupakan, “a relationship between a
trained helper and a person seeking help in which both the skills of the helper
and the atmosphere that he or she creates help people learn to relate with
themselves and others in more growth-producing ways.”
[Hubungan
antara seorang penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan,
di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong
orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan
terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh (growth-producing
ways).
b. Pepinsky
7 Pepinsky (Shertzer & Stone 1974)
Konseling
adalah interaksi yang (a) terjadi antara dua orang individu, masing-masing
disebut konselor dan klien, (b) terjadi dalam suasana yang profesional (c)
dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan perubahan-perubahan dalam
tingkah laku klien.
c. Peraturan
Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah
Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.
d. Prayitno
(2003)
Bimbingan dan
konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
3.
Kesimpulannya
Bimbingan dan konseling merupakan
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik individu/kelompok agar mandiri dan
berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi sosial belajar dan karir
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma
yang berlaku.
Berdasarkan
keputusan bersama Mendikbud dan BAKN No. 43/P/1993 dan No. 45 tahun 1993
tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, maka
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah ditetapkan menjadi 4 bidang
bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut ini.
1.
Bidang
Bimbingan Pribadi
Bertujuan
untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mantap, dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.
2.
Bidang
Bimbingan Sosial
Bertujuan
untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang
dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
3.
Bidang
Bimbingan Belajar
Bertujuan
untuk membantu siswa untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap
dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan
dalam mengembangkan IPTEK, kesenian serta mempersiapkan diri siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau terjun ke lapangan.
4.
Bidang
Bimbingan Karir
Bertujuan
untuk mengenal potensi diri siswa yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk
berkarir di masa depan.
Menurut
Prayitno dalam buku Syahril, 2008, untuk melaksanakan keempat bidang bimbingan
dan konseling di atas, ada tujuh layanan yang diberikan kepada siswa.
1.
Layanan
orientasi
è Bertujuan untuk memberikan pemahaman penyesuaian
diri siswa terhadap lingkungan sekolah dan atau komponen pendidikan lainnya
yang baru dimasuki siswa.
è Diberikan kepada siswa yang memasuki
situasi baru sebagai murid baru, naik kelas, atau kurikulum, dan guru baru.
è Contoh: MOS, orientasi kelas baru,
EBTA, EBTANAS
2.
Layanan
informasi
è Bertujuan untuk membekali siswa dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk
mengenal diri, dan merencanakan serta mengembangkan pola kehidupan sebagai
siswa, anggota keluarga, dan masyarakat.
è Materinya meliputi informasi tentang
pengembangan pribadi, informasi kurikulum dan PBM, informasi pendidikan
lanjutan, informasi jabatan, informasi tentang kehidupan keluarga, sosial
kemasyarakatan, keagamaan, sosial budaya, dan lingkungan.
3.
Layanan
penempatan dan penyaluran
è Bertujuan untuk memberikan layanan
tentang berbagai hal seperti kemampuan, bakat dan minat siswa yang belum
tersalurkan secara tepat.
è Meliputi penempatan di dalam kelas, di
dalam kelompok, dan program yang lebih luas.
4.
Layanan
pembelajaran
è Bertujuan untuk memungkinkan siswa
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan
dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta
tuntutan kemampuan yang berguna untuk kehidupan dan pengembangannya.
è Meliputi pengenalan siswa tentang
kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar, mengembangkan keterampilan
belajar, pengajaran perbaikan, dan program pengayaan.
5.
Layanan
konseling perorangan
è Bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah
siswa dan dapat dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara perseorangan
baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir, dengan tidak membedakan
pribadi siswa ataupun permasalahan yang dialami individu.
6.
Layanan
bimbingan kelompok
è Memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari, baik secara individu, pelajar, keluarga, dan masyarakat.
è Materinya berhubungan dengan kehidupan
beragama dan kesehatan, penerimaan diri (sosial atau sehari-hari),
emosi-prasangka dan konflik, kebiasaan, pengembangan hubungan sosial, pemahaman
tentang dunia kerja, dan persiapan untuk kelanjutan studi.
7.
Layanan
konseling kelompok
è Memungkinkan siswa memperoleh
kesempatan untuk membahas dan mengentaskan masalah melalui dinamika kelompok.
Agar
terlaksananya kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik, maka di sekolah
diperlukan kegiatan pendukung yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling.
1.
Aplikasi
instrumentasi bimbingan dan konseling
è Bertujuan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang siswa, lingkungan siswa dan lingkungan yang lebih luas yang
dapat digunakan untuk pengembangan diri siswa.
è Dapat dilakukan dengan test dan
non-test.
2.
Konferensi
kasus
è Membahas permasalahan yang dialami siswa
dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (guru,
orangtua/wali, kepala sekolah).
è Sifatnya tertutup dan terbatas pada
individu yang terkait.
3.
Kunjungan
rumah
è Untuk memperoleh keterangan yang
diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa dan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.
4.
Alih
tangan kasus
è Untuk mendapatkan penanganan yang
lebih baik dalam memecahkan masalah siswa.
B. Latar
Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan
1.
Latar
belakang sosial budaya
è Perubahan dan perkembangan sosial
sangat cepat terjadi dalam kehidupan manusia saat ini, terutama dengan adanya
era globalisasi yang akan mengakibatkan bertambahnya jenis pekerjaan,
pendidikan, dan pola-pola yang dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut.
Karena sekolah berada dalam masyarakat, maka sekolah harus membantu siswa untuk
menyiapkan diri agar mampu menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.
2.
Latar
belakang pendidikan
Ada
tiga bidang kegiatan:
a. Bidang pengajaran dan kurikulum
Bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan membentuk sikap-sikap yang diperlukan sebagai salah satu anggota
masyarakat. Bidang ini sepenuhnya tanggung jawab guru.
b. Bidang administrasi dan kepemimpinan
Berhubungan dengan masalah
administrasi dan kepemimpinan dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
c. Bidang pembinaan pribadi siswa
Bertanggung jawab memberikan pelayanan
agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan
yang sedang ditempuhnya sehingga siswa dapat mencapai tujuannya secara baik.
Bidang ini menjadi tanggung jawab guru pembimbing bersama guru di sekolah.
3.
Latar
belakang psikologis
Menyangkut:
a. Masalah perkembangan individu
Dengan memperhatikan:
1)
Hasil
proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah dicapai.
2)
Tempo
perkembangan berlangsung cepat pada tahun pertama.
3)
Setiap
individu memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.
4)
Pembawaan
dan lingkungan sama-sama berpengaruh.
5)
Perkembangan
dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat.
6)
Perkembangan
menuju ke arah integrasi.
b. Masalah perbedaan individu
Di sekolah, individu siswa dibentuk
oleh lingkungan guru dan materi yang sama, akan tetapi hasilnya ada siswa yang
cepat, lambat, dan malas dalam belajar. Kenyataan ini membutuhkan adanya
pelayanan yang sesuai dengan perbedaan individu yang ada di sekolah.
c. Masalah penyesuaian diri dan kelainan
tingkah laku
Kegiatan bimbingan dan konseling dapat
melihat dan memahami kebutuhan individu sehingga terciptanya penyesuaian diri
individu.
d. Masalah belajar
Individu yang belajar dipengaruhi oleh
faktor yang ada dalam diri individu. Faktor dalam maupun faktor luar individu
dapat menimbulkan masalah belajar bagi siswa. Salah satu tujuan kegiatan bimbingan
adalah untuk memahami dan mengatasi masalah belajar siswa.
C. Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Secara
umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu dalam
mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif di masyarakat,
hidup bersama individu lain, serta harmoni cita-cita dengan kemampuan yang ada.
Berdasarkan
kepentingannya, tujuan bimbingan dan konseling dibagi 4, yaitu:
1.
Sekolah
a. Menysusun dan menyesuaikan data
tentang siswa.
b. Sebagai penengah antara sekolah dan
masyarakat.
c. Mengadakan penelitian tentang siswa
dan latar belakang siswa.
d. Menyelenggarakan program test.
e. Membantu menyelenggarakan kegiatan
penataran bagi guru dan staf lainnya.
f. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan
bagi siswa yang sudah tamat (tambahan keterampilan).
2.
Siswa
a. Membantu siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b. Membantu sosialisasi dan sensitifikasi
siswa terhadap kebutuhannya.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan
motif dan motivasi belajar.
d. Memberikan dorongan dalam mengarahkan
diri, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan dalam pendidikan.
e. Mengembangkan sikap dan nilai secara
menyeluruh serta puas dengan keadaan hidup.
f. Membantu siswa dalam memahami tingkah
laku manusia.
g. Membantu siswa dalam memperoleh
kepuasan diri.
h. Membantu siswa untuk seimbang dalam
aspek jasmani, rohani, emosi, dan sosial.
i. Membantu siswa mendapat kesempatan
dalam mengembangkan potensinya di lingkungan dan di masyarakat.
3.
Guru
a. Membantu guru dalam keseluruhan
program pendidikan.
b. Membantu guru dalam usaha memahami
perbedaan individu siswa.
c. Merangsang dan mendorong penggunaan
prosedur dan teknik bimbingan.
d. Membantu dan mengenalkan pentingnya
keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan.
e. Membantu guru dalam berkomunikasi
dengan siswa.
4.
Orang
tua siswa
a. Membantu orang tua dalam menghadapi
masalah hubungan antara siswa dengan keluarga.
b. Membantu dalam memperoleh pengertian
tentang masalah siswa serta bantuan yang dapat diberikan.
c. Membina hubungan baik antara keluarga
dan sekolah.
d. Membantu memberikan pengertian
terhadap orang tua tentang program pendidikan pada umumnya.
D. Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Menurut
Prayitno dalam Syahril, 2008, bimbingan dan konseling memiliki:
1.
Fungsi
pemahaman
Dengan
memahami siswa dan permasalahannya, besar kemungkinan jalan keluar dari
pemecahan masalah akan dapat ditemukan sehingga diharapkan siswa dapat terlepas
dari permasalahan yang dialaminya.
2.
Fungsi
pencegahan
Untuk
mencegah atau paling tidak memperkecil akibat yang akan timbul dari masalah
siswa.
3.
Fungsi
pemeliharaan
Agar
hal-hal yang telah dipunyai individu siswa terjaga dan terpelihara dengan baik
serta hal-hal yang menjadi kekurangan individu dapat dikurangi sedikit demi
sedikit sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun lingkungan sekolah.
4.
Fungsi
pengembangan
Untuk
mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga individu siswa dapat
puas dan bahagia dalam hidupnya.
5.
Fungsi
pengentasan
Dengan
terentasnya masalah siswa, maka diharapkan siswa bebas dari permasalahan yang
dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.
E. Prinsip-Prinsip
Bimbingan dan Konseling
Rochman
dalam Syahril 2008, merangkum prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut ini.
1.
Prinsip-prinsip
umum
a. Sikap dan tingkah laku individu terbentuk
dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Pengenalan dan pemahaman tentang
perbedaan individu merupakan suatu keharusan.
c. Bimbingan diusahakan untuk dapat
mengarahkan individu untuk dapat menolong diri sendiri.
d. Bimbingan berpusat pada individu
siswa.
e. Masalah yang tak dapat diselesaikan
oleh guru pembimbing harus dilakukan tindakan reveral (alih tangan).
f. Bimbingan dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa.
g. Bimbingan harus fleksibel.
h. Program bimbingan harus selaras dengan
program sekolah.
i. Pelaksanaan bimbingan harus
dilaksanakan di bawah koordinator guru pembimbing yang berkualifikasi
pendidikan sarjana bimbingan dan konseling.
j. Penilaian terhadap kegiatan harus
senantiasa secara kontinu.
2.
Prinsip
khusus yang berhubungan dengan siswa
a. Pelayanan ditujukan untuk seluruh
siswa.
b. Ada kriteria tertentu untuk menentukan
prioritas.
c. Program bimbingan harus berpusat pada
siswa.
d. Pelayanan memenuhi kebutuhan individu
siswa yang berbeda.
e. Keputusan akhir terletak pada individu
siswa.
f. Siswa yang telah mendapatkan pelayanan
harus secara berangsur-angsur dapat menolong diri sendiri.
3.
Prinsip
yang berhubungan dengan guru pembimbing
a. Guru pembimbing harus mampu melakukan
tujuan sesuai dengan kemampuannya.
b. Guru pembimbing hendaklah dipilih atas
dasar kualifikasi pendidikan, kepribadian, pengalaman, dan kemampuan.
c. Guru pembimbing harus dapat kesempatan
untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui latihan dan penataran.
d. Guru pembimbing hendaknya selalu
menggunakan informasi yang tersedia mengenai diri individu yang dibimbing
beserta lingkungannya, sebagai bahan untuk membantu individu ke arah
penyesuaian diri.
e. Guru pembimbing harus menghormati dan
menjaga kerahasiaan individu yang dibimbingnya.
f. Fakta-fakta yang berhubungan dengan
lingkungan individu harus diperhitungkan dalam memberikan bimbingan kepada
individu yang bersangkutan.
g. Guru pembimbing hendaknya
mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan
tugas.
h. Guru pembimbing hendaknya
memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam minat, kemampuan, dan
hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangannya.
4.
Prinsip
yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan
a. Bimbingan dilakukan secara kontinu.
b. Tersedianya kartu pelayanan pribadi.
c. Program disesuaikan dengan program
sekolah.
d. Adanya pembagian waktu untuk para guru
pembimbing.
e. Pelaksanaan dapat dilakukan secara
individu atau kelompok.
f. Sekolah harus dapat bekerjasama dengan
lembaga di luar sekolah.
g. Kepala sekolah memegang tanggung jawab
tertinggi dalam pelaksanaan program.
F. Azas-Azas
Bimbingan dan Konseling
Menurut
Prayitno, dalam Syahril (2008), azas-azas bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut ini.
1.
Azas
kerahasiaan
Bila
seorang siswa telah mengungkapkan masalahnya kepada guru pembimbing, maka guru
pembimbing harus menjaga akan kerahasiaan informasi dan data yang didapat dari
siswa, sehingga dengan demikian diharapkan terbentuk suatu kepercayaan dari
diri siswa untuk mengemukakan permasalahannya secara jelas.
2.
Azas
kesukarelaan
Guru
pembimbing berkewajiban untuk mengembangkan sikap kesukarelaan siswa sehingga
diharapkan siswa mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya datang ke guru
pembimbing.
3.
Azas
keterbukaan
Siswa
dituntut berbicara jujur dan terbuka tentang masalah dirinya sehingga
pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan siswa dapat menjadi lebih jelas.
4.
Azas
kemandirian
Dalam
pelayanan, guru pembimbing hendaknya selalu menghidupkan kemandirian siswa asuh
sehingga siswa asuh tidak menjadi tergantung pada guru pembimbing dan orang
lain.
5.
Azas
kegiatan
Usaha
yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling tidak akan memberikan
hasil yang berarti bila siswa asuh tidak melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan.
6.
Azas
kedinamisan
Kegiatan
bimbingan dan konseling menghendaki terjadi perubahan yang selalu menuju ke
suatu pembaharuan dalam diri siswa ke arah yang lebih baik dan maju.
7.
Azas
keterpaduan
Kegiatan
bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek dari diri individu yang
dibimbing dan sesuai dengna layanan yang ditawarkan sehingga tidak
membingungkan siswa.
8.
Azas
normatif
Norma-norma
yang ada di masyarakat harus menjadi salah satu pertimbangan dalam memberikan
layanan kepada siswa agar dapat menjadi seorang yang memperhatikan norma dalam
kegiatannya sehari-hari.
9.
Azas
keahlian
Kegiatan
bimbingan dan konseling dilakukan secara teratur, sistematik dan mempergunakan
teknik serta alat yang teruji secara ilmiah.
10. Azas alih tangan
Guru
pembimbing hanya menangani masalah yang sesuai dengan ahli dan kewenangannya,
jadi jika ada masalah yang telah dicobanya selesaikan dengan sepenuh hati,
namun siswa yang bersangkutan belum terbantu sesuai dengan yang diharapkan,
maka guru pembimbing harus mengalihtangankan siswa tersebut kepada petugas lain
atau ke profesi lain, seperti dokter, polisi, atau ahli agama.
11. Azas tut wuri handayani
Azas
ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan
keseluruhan guru pembimbing dengan siswa.
Seluruh
azas ini saling berhubungan satu dan lainnya karena dalam pelaksanaannya, ke
semua azas tersebut harus diperhatikan dan dijalankan oleh guru pembimbing dan
siswanya.
KEPUSTAKAAN
Syahril dan
Asmidir Ilyas. 2008. Bahan Ajar Profesi
Kependidikan. UNP Press: Padang