STATIC
ROUTING
Makalah
Disusun dalam rangka menyelesaikan
tugas kelompok mata kuliah Jaringan Komputer dan Komunikasi Data
Oleh:
FRANSISKA
UTAMI DEWI LASENO (13973)
SRI
NOFRI WIHANDARI (13947)
ELSI
PUSPITA SARI (97842)
PUTRI
IHSAN NOFELI (97874)
YOSI
ISMARINA (13958)
PENDIDIKAN
TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN
ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2011
KATA PENGANTAR
Syukur
penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerah, rahmat, dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah
ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah jaringan
komputer dan komunikasi data yang penulis ikuti dalam semester pendek ini.
Adapun judul makalah ini adalah “Static
Routing”. Ide utama dalam makalah ini adalah mengetahui lebih dalam
mengenai routing statis.
Dalam
menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang
telah membantu. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Fransiska
Utami Dewi Laseno
2.
Sri
Nofri Wihandari
3.
Elsi
Puspita Sari
4.
Putri
Ihsan Nofeli
5.
Yosi
Ismarina
Penulis
menyadari kalau makalah ini masih perlu diperbaiki. Untuk itu kepada Bapak
Yosefrizal Sikumbang, M.Kom selaku pembimbing dan teman-teman serta para
pembaca lainnya, penulis memohon kritik, saran, dan kesempatan agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih.
Padang,
21 Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
Latar
Belakang...................................................................................... 1
B.
Identifikasi
Masalah.............................................................................. 1
C.
Batasan
Masalah.................................................................................. 1
D.
Rumusan
Masalah................................................................................ 1
E.
Tujuan
Penulisan.................................................................................. 2
F.
Manfaat
Penulisan................................................................................ 2
G.
Teori...................................................................................................... 2
1.
Pengertian
Router........................................................................... 2
2.
Routing............................................................................................ 3
BAB
II. PEMBAHASAN................................................................................ 4
A.
Definisi
Static Routing............................................................................. 4
B.
Tabel
Routing........................................................................................... 5
C.
Cara
Kerja Routing Static........................................................................ 7
D.
Membuat
Tabel Routing Static................................................................ 7
E.
Contoh
Soal............................................................................................. 9
F.
Kelebihan
dan Kekurangan Router Static............................................... 12
1.
Keuntungan
Static Route................................................................... 12
2.
Kerugian............................................................................................. 12
BAB
III. PENUTUP........................................................................................ 13
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 13
B.
Saran....................................................................................................... 14
KEPUSTAKAAN........................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Routing
adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan
ke jaringan yang lain. Rute ini disebut dengan route dan informasi route
secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan
secara statis ke router lain.
Konsep
dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan paket-paket IP berdasarkan
pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP
address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri;
suatu entri yang menyatakan kepada router ke mana paket selanjutnya harus
diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan
tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut.
Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat
dan benar.
Agar
isian pada tabel routing tepat dan benar, maka perlu bantuan dari adminstrator
untuk mengisikannya, oleh karena itu routing
static adalah pilihan tepat untuk membangun sebuah jaringan, terutama untuk
jaringan berskala kecil.
B. Identifikasi Masalah
Routing
static merupakan salah satu pilihan dalam membangun sebuah
jaringan.
C. Batasan Masalah
Makalah ini akan membahas mengenai routing static.
D. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah, maka dapat
dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan routing static?
2. Bagaimana
cara kerja dari routing static?
3. Apa
saja kelebian dan kekurangan dari membangun jaringan dengan routing static?
4.
Bagaimana cara mengkonfigurasi
perangkat jaringan dengan routing static?
E. Tujuan
Tujuan penulisan makalah mengenai routing static ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk
mengetahui definisi dari routing static.
2. Untuk
mengetahui cara kerja routing static
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari routing static.
4.
Untuk mengetahui cara
mengkonfigurasi pada routing static.
F. Manfaat Penulisan
Makalah ini
penulis tulis demi melengkapi tugas kelompok semester pendek dengan matakuliah
jaringan komputer dan komunikasi data.
Melalui
penulisan makalah ini, penulis berharap mampu memberikan pemahaman kepada
pembaca dan peserta diskusi pada saat tulisan ini dipresentasikan.
G. Teori
1. Pengertian Router
Router adalah perangkat yang akan
melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan
metode addressing dan protokol
tertentu untuk melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang
mungkin memiliki banyak jalur di antara keduanya.
Router-router
yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah
algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui
paket IP dari sistem ke sistem lain. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan
menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke
host tujuan.
PC Router adalah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai router (routing)
biasanya yang digunakan adalah PC – multihomed,
yaitu komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC (Network Interface Card).
2. Routing
Routing
(perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam
jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan
tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.
Perutean
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: static
route dan dynamic route.
Penggunaan default gateway dan static route dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat bersifat
kompleks atau sederhana. Untuk desain route sederhana, kemungkinan besar dapat
digunakan dengan menggunakan default
gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks, dapat
kita gunakan routing static atau
kombinasi dengan menggunakan default
gateway dan static route pada
titik-titik tertentu.
BAB
II
PEMBAHASAN
Dalam makalah mengenai static router ini, kami membahas
mengenai cara melakukan static route pada
WindowsNT saja karena konfigurasi static
route pada windowsNT lebih mudah dilakukan dan lebih mudah dijelaskan.
A. Definisi Static Router
Suatu static
route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan
konfigurasi manual. Static router
(yang menggunakan solusi static route)
haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain
secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan
router-router lainnya.
Suatu
static route akan berfungsi sempurna
jika routing table berisi suatu route
untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara
manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus
dikonfigurasi untuk mengarah kepada default
route atau default gateway agar
cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router
memeriksa routing table dan
menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route
terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route
kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet
yang hanya ada pada routing table.
Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar
dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat
diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang
tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router
tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus
meng-update route static ini secara
manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena
itu routing static biasanya digunakan
untuk membangun jaringan yang berskala kecil.
B. Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute
terdiri dari IP Address. Berikut
adalah field dari tabel routing IPv4.
1.
Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix
alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam
display perintah route print.
2.
Network Mask
Subnet mask digunakan untuk
menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field
destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
3.
Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada
tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.
Interface
Interface jaringan yang digunakan
untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4
yang ditugaskan sebagai interface.
5.
Metric
Merupakan angka yang digunakan
sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara
banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada
banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan,
tergantung banyak link.
Berikut ini adalah contoh dari tabel
routing (untuk Ipv4).
Gambar
1. Tabel Routing di Windows NT
Penjelasan dari tabel routing di
atas adalah sebagai berikut.
a.
127.0.0.0 Jaringan Loopback. Tiap
datagram yang dikirim ke 127.0.0.0 akan dirutekan ke 127.0.0.1 dan refleksikan
balik.
b.
192.168.1.0 alamat jaringan I.
Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter
192.168.1.1.
c.
192.168.1.1 Adapter Network (NIC 1)
pada router. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke alamat ini akan dirutekan
kembali ke Loopback.
d.
192.168.1.255 Alamat Broadcast untuk
jaringan 192.168.1.1. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter
192.168.1.1.
e.
192.168.2.0 Alamat jaringan II.
Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter
192.168.2.1.
f.
192.168.2.1 Adapter Network (NIC 2)
pada router. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke alamat ini akan dirutekan
kembali ke Loopback.
g.
192.168.2.255 Alamat Broadcast untuk
jaringan 192.168.2.1. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter
192.168.2.1.
h.
224.0.0.0 Alamat multicast yang digunakan
secara internal oleh WindowsNT.
i.
255.255.255.255 Alamat Broadcast
Local (router tidak meneruskan broadcast ke jaringan lain).
Kondisi tabel routing seperti gambar
di atas sudah bisa meneruskan paket-paket data antar segmen jaringan I ke
jaringan II. Pada kasus jaringan yang lebih kompleks, entri tabel routing
default belum tentu cukup untuk melakukan perutean antara segmen-segmen
jaringan yang ada, sehingga entri tabel routing perlu disempurnakan. Dengan static route, hal itu bisa dilakukan
dengan penambahan entri tabel routing pada router-router yang membutuhkannya
yang berada pada tiap-tiap segmen jaringan.
C. Cara Kerja Routing Static
Cara
kerja static routing dapat dibagi
menjadi 3 bagian:
1.
Administrator
jaringan yang mengkonfigurasi router
2.
Router
melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3.
Routing static digunakan untuk melewatkan paket data
D. Membuat Tabel Routing Static
Berikut adalah contoh perintah route
pada Windows NT.
Route [command] [Destination] mask [netmask] [gateway]
Route menerima empat opsi:
1. add
menambahkan route ke tabel
2. delete
menghapus route dari tabel
3. change
mengubah routing pada entri tabel
4. print
mencetak tabel routing
destination adalah parameter pilihan yang
menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel
routing.
mask adalah netmask dari destination.
gateway adalah parameter pilihan yang
menentukan alamat IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing
datagram ke tujuan.
Contoh topologi LAN yang akan
ditambahkan static route-nya.
Pada topologi jaringan di atas,
entri tabel routing pada router0 dan router1 harus ditambah dengan static route agar host pada segmen 0
dapat berkomunikasi dengan host segmen 1.
Pada router0, tambahkan static route:
C:> route add 192.168.2.0 mask
255.255.255.0 192.168.2.1
C:> route add 192.168.3.0 mask
255.255.255.0 192.168.2.2
Pada router1, tambahkan static route:
C:> route add 192.168.2.0 mask
255.255.255.0 192.168.2.2
C:> route add 192.168.1.0 mask
255.255.255.0 192.168.2.1
Gambar
2. Route print
Maka, akan didapat route print seperti gambar di atas jika
melakukan perintah route print pada
cmd.
E. Contoh Soal
Berikut adalah
gambar jaringan komputer
yang ingin dibahas:
Dari gambar, nampak bahwa dalam
jaringan tersebut terdapat 7 segmen jaringan.
Maka, konfigurasi IP Address-nya adalah
sebagai berikut.
A: 192.168.1.0/21
PC
0 : 192.168.1.2
PC1:
192.168.1.3
B: 192.168.2.0/21
C: 192.168.3.0/21
D: 192.168.4.0/21
E: 192.168.5.0/21
F: 192.168.6.0/21
PC3:
192.168.6.2
PC4:
192.168.6.3
G: 192.168.7.0/21
PC2:
192.168.7.2
Router 1: NIC1: 192.168.1.1
NIC
2: 192.168.2.1
NIC
3: 192.168.4.1
Router 2: NIC1: 192.168.2.2
NIC
2: 192.168.3.1
NIC
3: 192.168.5.1
Router 3: NIC1: 192.168.3.2
NIC
2: 192.168.6.1
Router 4: NIC1: 192.168.5.2
NIC
2: 192.168.7.1
NIC3:192.168.4.2
Perintah static route yang dapat diberikan adalah sebagai berikut ini.
PC
Router 1:
C:>
route add 192.168.2.0 mask 255.255.248.0 192.168.2.1
C:>
route add 192.168.3.0 mask 255.255.248.0 192.168.3.1
C:>
route add 192.168.6.0 mask 255.255.248.0 192.168.3.2
C:>
route add 192.168.4.0 mask 255.255.248.0 192.168.4.1
C:>
route add 192.168.7.0 mask 255.255.248.0 192.168.4.2
PC
Router 2:
C:>
route add 192.168.1.0 mask 255.255.248.0 192.168.2.1
C:> route add
192.168.4.0 mask 255.255.248.0 192.168.4.1
C:> route add
192.168.7.0 mask 255.255.248.0 192.168.4.2
C:> route add
192.168.5.0 mask 255.255.248.0 192.168.5.2
C:> route add
192.168.3.0 mask 255.255.248.0 192.168.5.1
C:> route add
192.168.6.0 mask 255.255.248.0 192.168.3.2
PC Router 3:
C:> route add 192.168.2.0
mask 255.255.248.0 192.168.3.2
C:> route add
192.168.1.0 mask 255.255.248.0 192.168.2.1
C:> route add
192.168.7.0 mask 255.255.248.0 192.168.5.2
C:> route add
192.168.7.0 mask 255.255.248.0 192.168.4.2
PC Router 4:
C:> route add
192.168.1.0 mask 255.255.248.0 192.168.4.1
C:> route add
192.168.2.0 mask 255.255.248.0 192.168.2.2
C:> route add
192.168.2.0 mask 255.255.248.0 192.168.5.2
C:> route add
192.168.3.0 mask 255.255.248.0 192.168.3.1
C:> route add
192.168.6.0 mask 255.255.248.0 192.168.3.2
Dan dapat membentuk tabel routing
sebagai berikut.
Router
|
Destination
|
Mask
|
Net Hop
|
Keterangan
|
1
|
192.168.1.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
192.168.2.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.3.0
|
255.255.248.0
|
192.168.2.2
|
Indirect
|
|
192.168.4.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.5.0
|
255.255.248.0
|
192.168.2.2
|
Indirect
|
|
192.168.6.0
|
255.255.248.0
|
192.168.2.2
|
Indirect
|
|
192.168.7.0
|
255.255.248.0
|
192.168.2.2
|
Indirect
|
|
2
|
192.168.1.0
|
255.255.248.0
|
192.168.2.1
|
Indirect
|
192.168.2.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.3.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.4.0
|
255.255.248.0
|
192.168.2.1
|
Indirect
|
|
192.168.5.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.6.0
|
255.255.248.0
|
192.168.3.2
|
Indirect
|
|
192.168.7.0
|
255.255.248.0
|
192.168.5.2
|
Indirect
|
|
3
|
192.168.1.0
|
255.255.248.0
|
192.168.3.1
|
Indirect
|
192.168.2.0
|
255.255.248.0
|
192.168.3.1
|
Indirect
|
|
192.168.3.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.4.0
|
255.255.248.0
|
192.168.3.1
|
Indirect
|
|
192.168.5.0
|
255.255.248.0
|
192.168.3.1
|
Indirect
|
|
192.168.6.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.7.0
|
255.255.248.0
|
192.168.3.1
|
Indirect
|
|
4
|
192.168.1.0
|
255.255.248.0
|
192.168.4.1
|
Indirect
|
192.168.2.0
|
255.255.248.0
|
192.168.4.1
|
Indirect
|
|
192.168.3.0
|
255.255.248.0
|
192.168.5.1
|
Indirect
|
|
192.168.4.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.5.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
|
192.168.6.0
|
255.255.248.0
|
192.168.5.1
|
Indirect
|
|
192.168.7.0
|
255.255.248.0
|
-
|
Direct
|
F. Kelebihan dan Kekurangan Router Static
1. Keuntungan Static Route
a. Static route
lebih aman dibanding dynamic route
b. Static route
kebal dari segala usaha hacker untuk
men-spoof paket dynamic routing protocols
dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
2. Kerugian
a. Administrasinya
adalah cukup rumit dibanding dynamic
routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi
secara manual
b. Rentan
terhadap kesalahan saat entri data static
route dengan cara manual
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu static
route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual.
Disisi lain, dynamic routing adalah
suatu mekanisme routing di mana pertukaran routing
table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.
Dalam skala jaringan yang kecil yang
mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route
lebih umum dipakai. Static router
(yang menggunakan solusi static route)
haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain
secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan
router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam
internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan.
Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface
local router, di mana router memeriksa routing
table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa
router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam
header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri–suatu entri
yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak
ada kecocokan entri yang ada dalam routing
table, dan tidak ada default route,
maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat
penting untuk mempunyai isian routing
table yang tepat dan benar.
Keuntungan
static route:
1. Static
route lebih aman dibanding
dynamic route
2. Static
route kebal dari
segala usaha hacker untuk men-spoof paket
dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk
tujuan membajak traffic.
Kerugian:
1. Administrasinya adalah cukup rumit dibanding
dynamic routing, khususnya jika
terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
2. Rentan terhadap kesalahan saat entri
data static route dengan cara manual.
B. Saran
Dari
kesimpulan makalah ini, maka berikut adalah saran yang dapat penulis berikan.
1.
Penggunaan
static route ini sebaiknya digunakan
pada jaringan sederhana saja karena jika jaringannya rumit, maka akan susah
membuat static route-nya.
2.
Dalam
melakukan entri data, administrator diharap lebih hati-hati dan teliti, karena
dalam pengentrian data dengan static
route rentan terjadi kesalahan.
KEPUSTAKAAN
Davies,
Joe. 2005. Chapter 5 – IP Routing. http://technet.microsoft.com/en-us/library/bb727001.aspx (diakses pada hari Rabu, 20 Juli 2011
pukul 16.56 WIB)
Baqare.
2009. Static Routing. http://www.baqare.com/index.php/static-routing (diakses pada hari Selasa, 19 Juli 2011 pukul 15.41 WIB)
Mekhels
Kazama. 2011. Routing Static. http://mekhels.blogspot.com/ 2011/06/routing-static.html (diakses pada hari Senin, 18 Juli
2011 pukul 08.55 WIB)
Noname.
2010. Static Route. http://www.sysneta.com/static-route (diakses pada hari Selasa, 19 Juli 2011 pukul 15.43 WIB)
Noname.
2011. Penghala. http://id.wikipedia.org/wiki/Penghala (diakses pada hari Sabtu, 16 Juli
2011 pukul 20.54 WIB)
2 comments:
Makasih sangat ngebantu kami dalam pengerjaan tubes
mantab banget gan
Solder Temperatur
Post a Comment
Terima kasih, Anda telah bersedia meninggalkan komentar Anda mengenai post ini. ^^