Suatu static
route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabel routing) dengan
konfigurasi manual. Static router
(yang menggunakan solusi static route)
haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain
secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan
router-router lainnya.
Suatu
static route akan berfungsi sempurna
jika routing table berisi suatu route
untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara
manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus
dikonfigurasi untuk mengarah kepada default
route atau default gateway agar
cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router
memeriksa routing table dan
menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route
terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route
kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet
yang hanya ada pada routing table.
Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar
dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat
diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang
tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router
tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus
meng-update route static ini secara
manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena
itu routing static biasanya digunakan
untuk membangun jaringan yang berskala kecil.
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute
terdiri dari IP Address. Berikut
adalah field dari tabel routing IPv4.
1.
Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix
alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam
display perintah route print.
2.
Network Mask
Subnet mask digunakan untuk
menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field
destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
3.
Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada
tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.
Interface
Interface jaringan yang digunakan
untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4
yang ditugaskan sebagai interface.
5.
Metric
Merupakan angka yang digunakan
sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara
banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada
banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan,
tergantung banyak link.
Contoh tabel routing:
===========================================================================
Interface
List
0x1
........................... MS TCP Loopback interface
0x1000003
...00 b0 d0 e9 41 43 ...... 3Com EtherLink PCI
===========================================================================
===========================================================================
Active
Routes:
Network
Destination Netmask Gateway
Interface Metric
0.0.0.0 0.0.0.0
157.60.136.1 157.60.136.41 20
127.0.0.0 255.0.0.0 127.0.0.1
127.0.0.1 1
157.60.136.0 255.255.252.0 157.60.136.41
157.60.136.41 20
157.60.136.41 255.255.255.255 127.0.0.1
127.0.0.1 20
157.60.255.255 255.255.255.255 157.60.136.41
157.60.136.41 20
224.0.0.0 240.0.0.0 157.60.136.41
157.60.136.41 1
255.255.255.255 255.255.255.255 157.60.136.41
157.60.136.41 1
Default
Gateway: 157.60.136.1
===========================================================================
Persistent
Routes:
None
Berikut adalah contoh perintah route
pada Windows NT.
Route [command] [Destination] mask [netmask] [gateway]
Route menerima empat opsi:
1. add
menambahkan route ke tabel
2. delete
menghapus route dari tabel
3. change
mengubah routing pada entri tabel
4. print
mencetak tabel routing
destination adalah parameter pilihan yang
menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel
routing.
mask adalah netmask dari destination.
gateway adalah parameter pilihan yang
menentukan alamat IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing
datagram ke tujuan.
Contoh
perintah routingnya adalah sebagai berikut.
C:> route add 192.168.2.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.1
C:> route add 192.168.3.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.2
Kelebihan
dan Kekurangan Static Route:
Keuntungan
Static Route
a.
Static
route lebih aman dibanding dynamic
route karena administrator dapat memilih untuk mengizinkan akses routing ke
jaringan tertentu saja.
b.
Static
route kebal dari segala usaha hacker
untuk men-spoof paket dynamic routing
protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak
traffic.
c.
Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router, yang berarti kita
mungkin dapat membeli router yang lebih murah daripada jika kita menggunakan
routing dinamis.
d.
Tidak ada bandwidth yang digunakan
di antara router, yang berarti kita mungkin dapat menghemat uang untuk link WAN.
Kekurangan
Static Route
a.
Administrasinya adalah cukup rumit
dibanding dynamic routing, khususnya
jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
b.
Rentan terhadap kesalahan saat entri
data static route dengan cara manual.
c.
Administrator harus benar-benar memahami
internetworking dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat
mengkonfigurasi router dengan benar.
d.
Jika sebuah jaringan ditambahkan ke
dalam internetwork, administrator harus menambahkan sebuah route ke semua
router secara manual.
e. Routing
statis tidak sesuai untuk jaringan berskala besar karena menjaganya akan
menjadi pekerjaan yang berat.
Untuk contohnya dan yang lebih
lengkap, dapat dilihat di postingan makalah mengenai static route. Klik di sini. ^^
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih, Anda telah bersedia meninggalkan komentar Anda mengenai post ini. ^^