“Mengapa perlu ada IPv6?”
Seiring dengan
meningkatnya jumlah pengguna internet, dunia mulai kekurangan alamat IP. Alamat
IP merupakan sebuah identitas bagi setiap komputer yang terhubung ke jaringan
internet, namun untuk mencegah kesalahan pengiriman data, alamat IP ini
tidaklah boleh sama (ada duplikasinya). Masalahnya, alamat IP yang berlaku saat
ini (IPv4) hanya berukuran 32-bit, sehingga jumlah alamat yang bisa diberikan
sebanyak 232 = 4.294.967.296 alamat saja. Jumlah ini dirasa tidak mencukupi
kebutuhan IP, apalagi setelah digunakannya IP sebagai basis teknologi pada
jaringan core platform NGN (Next Generation Network).
Seperti
sumber daya alam yang sifatnya terbatas (minyak bumi, batu bara), berkembangnya
kegiatan ekonomi dan teknologi yang pesat pada abad ini membuat hampir semua
peralatan elektronik, bukan saja komputer atau laptop, tetapi juga telepon
genggam, televisi, printer, bahkan kulkas pun dapat terhubung ke jaringan
internet. Hal ini membuat alamat IP global yang tersedia semakin menipis.
Secara
teknis, lembaga yang bertanggung jawab melakukan distribusi alamat IP global
adalah IANA (Internet Assigned Numbers
Authority). IANA melakukan distribusi alamat IP kepada operator internet
melalui lembaga independen yang disebut dengan RIR (Regional Internet Registry). RIR ini beroperasi di setiap benua,
contohnya untuk kawasan Asia Pasifik, lembaga ini bernama APNIC (Asia-Pasific Network Information Center).
Secara resmi, alamat IPv4 global ditingkat IANA sudah habis pada akhir Februari
2011. Yang tersisa sekarang hanya ditingkat RIR yang tentunya juga sudah sangat
terbatas dan oleh keterbatasan ini, RIR menerapkan kebijakan yang sangat ketat
bagai operator untuk bisa mendapatkan alamat IPv4.
Walaupun dari sisi pengguna, tidak disadari
pentingnya IPv6, karena pengguna hanya tahu bahwa aplikasi yang digunakannya
harus berjalan sebagaimana mestinya tanpa memperdulikan apakah pihak operator
menggunakan alamat IPv4 atau alamat IPv6, bagi pihak operator, ketersediaan
alamat IP merupakan keharusan karena faktor bisnis yang harus selalu berkembang
sebagai akibat pertambahan jumlah pengguna/pelanggan. Sebagai contoh,
perusahaan seluler terbesar di China, yaitu China
Telecom membutuhkan alamat IP tambahan sebanyak 30 juta pada tahun 2011.
Kebutuhan ini sebagai akibat tumbuhnya pelanggan broadband, IPTV, dan layanan
lainnya. Namun, jumlah alamat IP yang tersedia hanya 10 juta, sehingga ada
kekurangan 20 juta alamat IP. Bahkan, untuk lima tahun ke depan, diperkirakan China Telecom akan membutuhkan 1 hingga
2 miliar alamat IP.
Oleh
karena itu, untuk menjawab kebutuhan tersebut, para ahli yang tergabung dalam
IETF (International Engineering Task
Force) mempersiapkan standar protokol baru untuk menggantikan IPv4. Langkah
tersebut dimulai dengan menerapkan IPng (Internet
Protokol Next Generation) pada periode awal 1990-an sebagai cikal bakal
IPv6, hingga akhirnya IPv6 resmi ditetapkan menjadi salah satu standar IETF
pada tanggal 10 Agustus 1998 melalui RFC
2460 dan RFC 3513 berisi tentang arsitektur pengalamatan IPv6.
Mengimplementasikan
IPv6 ternyata juga menimbulkan masalah lain, yaitu interoperasional antara IPv4
dan IPv6. Agar IPv4 dapat berkomunikasi dengan IPv6, atau sebaliknya,
dibutuhkan mekanisme transisi. Meskipun ada banyak mekanisme transisi yang
tersedia, tetapi tiap-tiap mekanisme transisi mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Mekanisme transisi dual-stack
misalnya, membutuhkan alamat IPv4 yang tetap untuk pelanggan. Mekanisme DS-Lite mengharuskan operator melakukan upgrade home gateway milik pelanggan,
seperti yang terjadi pada operator Comcast
di Amerika Serikat. Untuk melakukan uji coba IPv6, pihak Comcast harus melakukan upgrade
home gateway milik pelanggan secara manual. Tentunya hal ini sangat
melelahkan dan tidak efisien untuk jangka panjang.
Selain
masalah interoperasional, masalah lain adalah aplikasi. Peneliti dari Ericsson Swedia, Jari Arkko,
mengemukakan bahwa hampir semua aspek aplikasi yang ada sekarang, seperti
sistem operasi, browsing, email,
streaming musik, dapat bekerja dengan baik di lingkungan IPv6, namun
aplikasi seperti online game, messenger,
VoIP (Skype) tidak dapat berjalan di lingkungan IPv6.
Walaupun
masih banyak yang belum siap, namun kelangkaan IPv4 sudah di depan mata,
sehingga banyak operator mulai menyadari pentingnya IPv6. Oleh karena itu,
perlu kita mengetahui sedikit arsitektur IPv6.
“Apa saja yang baru dari IPv6?”
IPv6 memiliki beberapa
fitur, yaitu sebagai berikut ini.
o
Memiliki format header baru
Header pada
IPv6 memiliki format baru yang didesain untuk menjaga agar overhead header minimum, dengan menghilangkan field-field yang tidak diperlukan serta beberapa field pilihan yang ditempatkan setelah
header IPv6. Header IPv6 sendiri besarnya adalah dua kali dari besar header
IPv4.
o
Range alamat yang sangat besar
IPv6
memiliki 128-bit untuk masing-masing alamat IP source dan destination.
Sehingga dapat menampung sekitar 3,4 x 1038 kemungkinan kombinasi
alamat.
o
Pengalamatan secara efisien dan hirarkis, serta
infrastruktur routing efisien
Alamat
global dari IPv6 yang digunakan di internet didesain untuk menciptakan
infrastruktur routing yang efisien, hierarkis, dan mudah dipahami oleh
pengembang.
o
Konfigurasi pengalamatan secara stateless dan statefull
IPv6
mendukung konfigurasi pengalamatan secara statefull,
seperti konfigurasi alamat menggunakan server DHCP, atau secara stateless yang tanpa menggunakan server
DHCP. Pada konfigurasi kedua, host secara otomatis mengkonfigurasi dirinya
sendiri dengan alamat IPv6 untuk link yang disebut dengan alamat link lokal dan
alamat yang diturunkan dari prefiks yang ditransmisikan oleh router lokal.
o
Built-in Security
Dukungan
terhadap IPsec memberikan dukungan terhadap keamanan jaringan dan menawarkan interoperabilitas
antara implementasi IPv6 yang berbeda.
o
Dukungan yang lebih baik dalam hal QoS
Pada header
IPv6 terdapat trafik yang diidentifikasi menggunakan field Flow Label, sehingga dukungan QoS dapat tetap
diimplementasikan meskipun payload
paket terenkripsi melalui IPsec.
o
Protokol baru untuk node interaksi
Pada IPv6,
terdapat protokol Neighbor Discovery
yang menggantikan Address Resolution Protocol.
o
Ekstensibilitas
IPv6 dapat
dengan mudah ditambahkan fitur baru dengan menambahkan header ekstensi setelah
header IPv6. Ukuran dari header ekstensi IPv6 ini hanya terbatasi oleh ukuran
dari paket IPv6 itu sendiri.
“Bagaimana perbedaan IPv4 dan
IPv6?”
Berikut ini adalah
tabel mengenai perbedaan IPv4 dan IPv6.
Fitur
|
IPv4
|
IPv6
|
Jumlah alamat
|
Menggunakan
sistem 32-bit yaitu sama dengan 232 = 4.294.967.29 yang dirasa
tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet di dunia.
|
Menggunakan sistem 128-bit yaitu
sama dengan 2128 =
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 (atau 3.4x1038) sehingga dapat mengatasi masalah pertumbuhan penggunaan
IP di dunia.
|
Routing
|
Performa routing menurun seiring
dengan membesarnya ukuran tabel routing.
|
IPv6 memiliki kemampuan untuk
mengelola tabel routing yang besar sehingga proses routing jauh lebih
efisien.
|
Mobilitas
|
Dukungan
terhadap mobilitas terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jarungan ke jaringan lain.
|
Memenuhi kebutuhan mobilitas
tinggi melalui roaming dari satu
jaringan ke lainnya dengan tetap menjaga kelangsungan sambungan.
|
Keamanan
|
Meski umum digunakan dalam mengamankan
jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar
IPv4.
|
IPsec
dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header Ipsec menjadi fitur wajib dalam standar
implementasi IPv6.
|
Ukuran Header
|
Ukuran
header dasar 20 oktet ditambah ukuran header Options yang dapat bervariasi.
|
Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah
header pada IPv4, seperti Identification,
Flags,Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.
|
Header checksum
|
Terdapat
header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3),
sehingga menambah delay.
|
Proses checksum tidak dilakukan ditingkat
header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan
yang memadai.
|
Fragmentasi
|
Dilakukan di setiap hop yang melambatkan
performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data
melampaui Maximum Transmission Unit (MTU). Paket dipecah-pecah sebelum
disatukan kembali di tempat tujuan.
|
Hanya dilakukan oleh host yang
mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat
menyesuaikan dengan MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari
ujung ke ujung.
|
Konfigurasi
|
Ketika
sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara
manual.
|
Memiliki fitur stateless auto
configuration di mana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan,
konfigurasi dilakukan secara otomatis.
|
Kualitas layanan
|
Memakai
mekanisme best effort untuk
tanpa membedakan kebutuhan.
|
Memakai mekanisme best level of
effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data
berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.
|
Format Alamat IPv6
Dalam IPv6, alamat
128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit yang dapat dikonversikan
ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut, akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Format notasi
yang digunakan dalam IPv6, sering juga disebut dengan colon-hexadecimal format.
Contoh alamat IPv6
dalam bentuk bilangan biner:
0011111111111110001010010000000011010000000001010000000000000000
0000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya
ke dalam heksadesimal, maka angka 128-bit tersebut harus dibagi ke dalam 8 blok
berukuran 16-bit.
0011111111111110 0010100100000000 1101000000000101 0000000000000000
0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000
1001110001011010
Setiap blok 16-bit tadi
lalu dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan
heksadesimal tersebut dipisahkan menggunakan tanda titik dua, sehingga
didapatkan hasil konversinya sebagai berikut.
3FFE:2900:D005:0000:02AA:00FF:FE28:9C5A
IPv6 dapat
disederhanakan dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran
16-bit tadi, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0,
alamat tadi dapat disederhanakan menjadi:
3FFE:2900:D005:0:2AA:FF:FE28:9C5A
Berikut adalah tabel
konversi desimal, heksadesimal, dan biner.
Desimal
|
Heksadesimal
|
Biner
|
0
|
0
|
0000
|
1
|
1
|
0001
|
2
|
2
|
0010
|
3
|
3
|
0011
|
4
|
4
|
0100
|
5
|
5
|
0101
|
6
|
6
|
0110
|
7
|
7
|
0111
|
8
|
8
|
1000
|
9
|
9
|
1001
|
10
|
A
|
1010
|
11
|
B
|
1011
|
12
|
C
|
1100
|
13
|
D
|
1101
|
14
|
E
|
1110
|
15
|
F
|
1111
|
Kompresi angka nol
Alamat IPv6 juga bisa disederhanakan lebih jauh lagi, yaitu dengan
membuang angka 0 yang ada.
Pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya, alamat
tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan dua buah tanda titik dua (::).
Penyederhanaan alamat IPv6 ini, sebaiknya hanya
digunakan satu kali saja di dalam satu alamat karena kemungkinan nantinya pengguna
tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap
tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut.
Contohnya, kita dapat mengkompresi alamat FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2 yang telah
disederhanakan dari FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2 menjadi FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2.
Contoh lainnya adalah FF02:0:0:0:0:0:0:2 (dari FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002) menjadi FF02::2.
Tapi, kompresi nol ini tidak dapat digunakan untuk
bagian dari blok 16-bit itu sendiri. Sebagai contoh, FF02:30:0:0:0:0:0:5 TIDAK DAPAT
dirubah menjadi FF02:3::5.
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang
dibuang dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia
dalam alamat tersebut, yang kemudian angka 8 dikurangkan dengan angka tersebut,
dan hasilnya dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya
mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang
dibuang adalah (8-2)x16=96 buah bit.
Format Prefix
Untuk prefix, alamat IPv6 caranya sama seperti pada IPv5, dengan
menggunakan notasi prefix. Sebagai contoh, FF00::/8 merupakan range alamat, 2001:DB8::/32 merupakan
prefix route, dan 2001:DB8:0:2F3B::/64 merupakan prefix subnet.
Tipe Alamat IPv6
IPv6 memiliki tiga tipe alamat:
o Unicast
Alamat unicast yaitu alamat yang menyediakan komunikasi
secara point-to-point, secara langsung antara dua host
dalam sebuah jaringan. Alamat unicast dibagi menjadi 3 jenis lagi yaitu: alamat link local, alamat site local dan alamat global.
Alamat link local
adalah alamat yang digunakan di dalam satu link yaitu jaringan lokal yang
saling tersambung dalam satu level (dalam satu subnet). Sedangkan alamat Site local setara dengan alamat private, yang dipakai terbatas di dalam
satu site sehingga terbatas penggunaannya hanya di dalam satu site sehingga
tidak dapat digunakan untuk mengirimkan alamat di luar site ini (dalam
sebuah intranet). Alamat global adalah alamat yang dipakai misalnya untuk Internet Service Provider.
o Multicast
Alamat multicast adalah alamat yang menunjukkan beberapa
interface (biasanya untuk node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke
alamat ini maka akan dikirimkan ke semua interface yang ditunjukkan oleh
alamat ini. alamat multicast ini didesain untuk menggantikan alamat
broadcast pada IPv4 yang banyak mengkonsumsi bandwidth.
o Anycast
Alamat anycast adalah alamat yang menunjukkan beberapa
interface (biasanya node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat ini
akan dikirimkan ke salah satu alamat antarmuka yang paling dekat dengan router.
Alamat anycast tidak mempunyai alokasi khusus, karena jika beberapa
node/interface diberikan prefix yang sama maka alamat tersebut sudah merupakan
alamat anycast.
Referensi
Admin (Noname). 2010. EWS Terhadap Krisis Global Kelangkaan IPv4
di Tahun 2012. http://mollucacyber.net/?p=67 (diakses
pada tanggal 20 Juli 2011, pukul 16.43 WIB)
Davies, Joe. 2006. IPv6 Addressing. http://technet.microsoft.com/en-us/library/bb726995.aspx.htm
#EDAA (diakses pada tanggal 20 Juli 2011, pukul 16.57 WIB)
Hendriono. 2011. Saatnya Beralih dari IPv4 ke IPv6. http://dehagoblog.blogspot.com/2011/06/saatnya-beralih-dari-ipv4-ke-ipv6.html
(diakses pada tanggal 20 Juli 2011, pukul 16.43 WIB)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih, Anda telah bersedia meninggalkan komentar Anda mengenai post ini. ^^